Hingga saat ini pengumpulan data luas
panen baik padi maupun palawija masih menggunakan metode konvensional dengan
menggunakan daftar isian Statistik Pertanian (SP). Berdasarkan metode tersebut,
pengumpulan data luas panen masih didasarkan pada hasil pandangan mata petugas
pengumpul data (eye estimate). Meskipun secara praktikal, metode tersebut
mudah untuk diterapkan tetapi penggunaan metode tersebut masih memiliki
kekurangan. Rendahnya akurasi dan waktu pengumpulan data yang cukup lama
menjadi beberapa kekurangan dari penggunaan metode tersebut.
Di sisi lain, saat ini pemerintah
Indonesia sedang sangat gencar melancarkan program-program yang berhubungan
dengan peningkatan kapasitas produksi komoditas pertanian dalam upaya mendukung
salah satu cita-cita Nawacita yakni terwujudnya swasembada pangan di Indonesia.
Sehubungan dengan hal tersebut, maka tersedianya data pertanian yang tepat
waktu dan akurat merupakan pondasi untuk dapat mewujudka kebijakan pertanian
yang tepat sasaran maka perbaikan metodologi dalam pengumpulan data pertanian
harus dilakukan.
Dukungan
untuk perbaikan data pertanian khususnya terkait metodologi pengumpulan data
telah datang dari berbagai pihak, salah satu diantaranya adalah dari Forum
Masyarakat Statistik (FMS) Indonesia. Salah satu poin penting pada rekomendasi
kebijakan yang diusulkan adalah usulan untuk mempertimbangkan penggunaan
aplikasi secara luas metode estimasi produksi padi melalui Kerangka Sampel Area
(KSA) yang mengintegrasikan data spasial dan data lapangan menggunakan
teknologi komunikasi digital yang lebih obyektif.
Selain
itu, dukungan perbaikan metodologi pengumpulan data pertanian juga datang dari
Kantor Staf Presiden (KSP) Republik Indonesia. KSP mengajukan usulan untuk
pembangunan kerangka sampel di seluruh provinsi di Indonesia yang tahapan
awalnya dimulai dengan pembangunan kerangka sampel di Jawa dan dilanjutkan
dengan pembangunan kerangka sampel untuk seluruh provinsi di luar Jawa.
Sehubungan dengan hal tersebut diatas,
BPS melakukan kerjasama dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)
untuk menyusun kerangka sampel dan sistem pelaporan yang digunakan dalam pengumpulan
data statistik pertanian yang berbasis teknologi dalam rangka memperbaiki
metodologi pengumpulan data statistik pertanian. Kerjasama tersebut kemudian
diwujudkan dalam suatu kegiatan yang bertajuk “Pengumpulan Data Statistik
Pertanian Tanaman Pangan Terintegrasi dengan Metode Kerangka Sampel Area (KSA)”.
Pelaksanaan survei KSA dimulai pada tahun 2017 untuk provinsi-provinsi di Pulau
Jawa kecuali Provinsi DKI Jakarta, kemudian seluruh provinsi di Indonesia pada
tahun 2018. Dalam kegiatan ini dilakukan pengamatan fase tumbuh padi pada
titiktitik pengamatan dalam sampel segmen.
Pendataan Statistik Tanaman Pangan
Terintegrasi dengan metode Kerangka Sampel Area (KSA) adalah suatu metode baru
yang dikembangkan oleh BPPT bekerjasama dengan BPS dalam rangka memperbaiki
metode pengumpulan data luas panen yang didasarkan pada hasil pandangan mata petugas
pengumpul data (eye estimate). Metode ini dilakukan dengan cara yang
lebih obyektif dan modern dengan melibatkan perangkat teknologi di dalamnya.
Sehingga data pertanian yang dikumpulkan menjadi lebih akurat dan tepat waktu.
KSA
didefinisikan sebagai teknik pendekatan penyampelan yang menggunakan area lahan
sebagai unit enumerasi. Sistem ini berbasis teknologi sistem informasi geografi
(SIG), pengideraan jauh, teknologi informasi, dan statistika yang saat ini
sedang diimplementasikan di Indonesia untuk perolehan data dan informasi
pertanian tanaman pangan. Dalam
pelaksanaan KSA, survei lapangan merupakan bagian yang paling penting karena
akan menentukan tingkat keakuratan estimasi dan peramalan produksi padi.
Pengamatan segmen dilakukan pada 7 (tujuh) hari terakhir di bulan pengamatan. Pendekatan KSA diharapkan mampu menjawab
penyediaan data dan informasi yang akurat dan tepat waktu untuk mendukung
perencanaan Program Ketahanan Pangan Nasional.
Dalam rangka pelaksanaan metode KSA,
BPS Provinsi Sulawesi Tengah menyelenggarakan kegiatan Pelatihan Petugas Lapangan Survei Pendataan
Statistik Tanaman Pangan Terintegrasi dengan Metode Kerangka Sampel Area (KSA)
Tahun 2018 bertempat di Jazz Hotel Palu pada tanggal 14 s.d. 17 Januari 2018,
dengan Instruktur Daerah (Inda) yang terdiri dari 6 orang yaitu :
Muhammad Ikbal, S.Si. (Kelas A) dengan peserta
sebanyak 24 orang + 2 Panitia kelas,
A.A. Ngurah Gede Wasudewa, SST (Kelas B) dengan
peserta sebanyak 24 orang + 2 Panitia kelas,
Lukman Khakim, SST (Kelas C) dengan peserta
sebanyak 24 orang + 2 Panitia kelas,
Laksita Aga Damayanti, SST (Kelas D) dengan
peserta sebanyak 23 peserta + 2 Panitia kelas
Azniar Widyastuti, S.P. (Kelas E) dengan
peserta sebanyak 24 peserta + 2 Panitia kelas, dan
Yunisa Ari Nastiti, SST (Kelas F) dengan
peserta sebanyak 23 peserta + 2 Panitia kelas.
Peserta
pelatihan dari BPS Kabupaten Parigi Moutong sebanyak 25 orang, terdiri dari 6
orang yang bertugas sebagai Petugas Pengawas (PMS) dan 19 orang yang bertugas
sebagai Petugas Pencacah (PMS). Di Kabupaten Parigi Moutong terdapat 90 segmen
yang akan menjadi wilayah pengamatan. Setiap PCS akan memiliki beban tugas sebanyak tiga sampai
dengan delapan segmen dan setiap PMS akan bertugas mengawasi tiga sampai empat
orang PCS.